Lulus dari perguruan tinggi dan menjadi fresh graduate tentu melegakan sekaligus pusing karena ada berbagai pilihan. Beberapa orang dapat kesempatan langsung mendapat pekerjaan, even before they graduate. Di lain sisi, beberapa orang memutuskan untuk lanjut sekolah profesi dan ada juga yang melanjutkan ke program magister. Tapi ada juga orang yang sudah menemukan “true love” mereka, sehingga memutuskan untuk membangun keluarga. Yaa semua orang berhak menentukan pilihan dan mendapatkan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri.
Apakah kalian mau melanjutkan studi ke program magister ? well, in my honest opinion perkuliahan di S2 sangat berbeda jaaaauuuuuuuuhhhhh dengan perkuliahan di S1. FYI, aku mengambil jurusan Pendidikan Seni Tari ketika S1 dan mengambil jurusan Pendidikan Seni ketika S2 ini. Perbedaan yang paling terlihat adalah selama S2 lebih banyak mata kuliah teori dibanding praktik, sehingga lebih sering megang buku dan laptop sambil baca artikel jurnal internasional dibanding memegang keris sambil ulap-ulap di tengah pendopo. Yah pokoknya beda gitu deh dan masih ada banyak lagi. Jadi disini aku mau merangkum apa aja yang perlu dipersiapkan buat lanjut studi S2 (based on my experiences ya guys)
Biaya Kuliah & Aksesorisnya
Ada salah satu istilah yang dari SMA sampai detik ini aku ingat dan aku terapkan yaitu Jer Basuki Mawa Beya yang berarti ketika kita menginginkan kebahagiaan atau keberhasilan perlu biaya. Jadi ya mau ngga mau hidup memerlukan modal untuk menggapai sesuatu ya. Termasuk modal untuk kuliah S2. Kalau di S1 aku menemukan ada perbedaan UKT setiap mahasiswa tergantung background-nya. Tapi UKT di S2 ini dibedakan berdasarkan mahasiswa reguler atau non reguler or beasiswa. Hal ini mungkin berbeda di setiap perguruan tinggi. Teman-teman bisa searching, biasanya ada informasi terkait biaya masuk dan UKT di website universitas. Tapi hal ini jangan dijadikan batu sandungan guys. Karena ada banyak beasiswa S2 yang bisa kalian ikuti. Kalian bisa searching beasiswa S2 di internet dan boom! pasti ada salah satu yang nyangkut di kalian.
Kok ada istilah aksesoris di subjudulnya ? iya guys, seperti yang kalian baca di atas emang ada “aksesoris” yang membuatku mengencangkan ikat pinggang hahaha. First of all, tugas yang diberikan oleh dosen kadang memerlukan biaya. Contohnya yang paling simpel adalah untuk mengakses artikel jurnal internasional. Memang beberapa kampus memberikan fasilitas tersebut ke mahasiswanya, tapi kalau engga ? ya perlu bayar dong. Kemudian project-project yang berbasis “karya” pasti perlu mengeluarkan uang lebih. Kedua, ini termasuk “karya” yang cukup menguras bahkan bisa lebih besar dari bayar UKT, yaitu publish artikel jurnal. Sebenarnya ini juga tergantung kampusnya. Di kampusku ada kebijakan untuk wajib publish artikel jurnal di jurnal yang minimal terindeks SINTA 2. Ya pada intinya perlu persiapan untuk biaya selama penelitian dan ketika publish gitu deh. Once again aku sangat menyarankan untuk teman-teman cari beasiswa. Siapa tahu kelak ketika S2, artikel jurnal teman-teman bisa lolos Scopus. Jadi ya biaya publish bisa tercover oleh beasiswa.
Skill Manajemen Waktu
Masa studi program magister adalah 2 tahun, sehingga tidak punya banyak waktu senggang. Karena akan dituntut untuk segera menyelesaikan tesis dari awal masuk. Banyak juga orang yang memilih untuk berkeluarga terlebih dahulu baru lanjut studi. Ada juga yang memilih untuk bekerja dulu baru lanjut studi. Hal-hal tersebut ya sah sah aja, asalkan tau konsekuensinya. Apalagi kalau mengambil kelas offline yang harus hadir di kampus. Tentu perlu memertimbangkan durasi waktu selama perjalanan dan persiapan sebelum berangkat ke kampus. Pada intinya siap sibuk dalam segala kondisi deh. Untuk yang tidak barengan sama kerja mungkin akan lebih ada waktu luang dibanding yang kerja sambil kuliah. Tugas-tugasnya pun (in my case) kebanyakan project, sehingga perlu waktu yang cukup panjang untuk mengerjakan tugas tersebut. intinya ngga bisa Sistem Kebut Semalam. Harus bisa atur waktu si yang jelas. Ya walaupun di S1 juga harus bisa mengatur waktu tapi di S2 ini lebih kerasa aja. Tapi ngga usah takut guys. Asal kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan siapapun niscaya akan ada jalan wkwkwk
Rencana Penelitian
Nah inilah yang ditunggu-tunggu, rencana penelitian untuk tesis perlu disiapkan dari sebelum daftar. Beberapa kampus juga mengharuskan submit rencana judul tesis ketika pendaftaran masuk S2. Karena emang sesingkat itu guys, ngga bakal kerasa (tp boonk, kerasa banget capek lembur nugas). Mata kuliah yang disediakan pun pada akhirnya digunakan untuk menunjang penelitian tesis temen-temen. Hampir seluruh tugas dapat berhubungan dengan penelitian tesis kita nantinya, sehingga akan lebih mudah ketika kita sudah ada pandangan topik penelitian tesis dari awal. Oh iya, penelitian tesis tentu berbeda dengan skripsi. Tingkat kedalamannya pun juga berbeda. Jadi menurutku perlu research dulu di internet atau konsultasi ke dosen langsung. Kebetulan kemarin ada salah satu matkul yang menugaskanku untuk presentasi rencana judul tesis. Nah dari situ aku juga dapat masukan dari dosen dan temen-temen kelas terkait penelitianku. Belum lagi kalau disuruh membuat artikel jurnal diluar dari tesis. Ada yang menyarankan untuk ambil irisan dari topik tesis kalian, sehingga artikel tersebut juga bisa memperkuat tesis kalian gitu (tapi kalo artikelnya dah publish ya). Pokoknya kalo udah punya topik penelitian yang bakal diangkat menjadi tesis bakal lebih gampang ngerjain tugas-tugas matkulnya. Oh iya, persiapkan juga metode penelitian apa yang bakal kalian gunakan.
Terlepas dari tiga poin di atas yang berdasarkan pengalaman pribadiku. Mungkin ada hal-hal lain yang lebih spesifik bagi individu tertentu. Contohnya bingung memilih jurusan atau perguruan tinggi. Hal tersebut dapat kita ketahui kalau kita sudah tahu tujuan kuliah S2 ini untuk apa dan kedepannya bakal seperti apa. Kemudian kita bisa bandingkan kurikulum jurusan A dan jurusan B. Dari perbandingan tersebut kita dapat mengerucutkan jurusan mana yang sesuai dengan tujuan S2 kita. Tapi ingat, kalau jurusan yang kita pilih berbeda atau tidak linear dengan jurusan ketika S1 maka kita perlu mengambil mata kuliah matrikulasi. Program matrikulasi ini tergantung kebijakan kampus masing-masing. Beda kasus ketika bingung memilih untuk menikah terlebih dahulu atau bekerja terlebih dahulu. Jawabannya adalah tergantung individu masing-masing. Yahh pokoknya gitu deh, semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman pembaca sekalian yang ingin melanjutkan studi S2 nya.
Thank you !