Menjadi salah seorang penari dalam kegiatan ini mendapat keuntungan tersendiri, yaitu dapat menikmati pertunjukan dari desa budaya lain. Kali ini aku akan bercerita tentang program kegiatan dari dinas untuk Desa Budaya di Yogyakarta International Airport.
Berangkat dari Srimulyo sekitar pukul sembilan pagi dan sampai di lokasi sekitar jam setengah sebelas. Aku beserta rombongan kemudian istirahat dan makan siang. Karena perjalanan dari Srimulyo hingga sampai di YIA cukup lama. Sedangkan persiapan rias dan busana dimulai sejak sebelum subuh. Sudah terbayang energi yang harus dipersiapkan sebelum pentas kan. Oleh karena itu, kami makan siang dan menyiapkan energi untuk pentas nanti di jam setengah satu siang.
Sekitar setengah satu kurang, kami semua rombongan desa budaya dari Bantul dan Kota Yogyakarta berbaris untuk kirab terlebih dahulu. Kemudian kami berhenti di pintu kedatangan. Desa ku sendiri mendapat urutan nomor tiga, sehingga kami pentas di depan pintu kedatangan. Di sini aku tidak bisa memotret karena backlight dan aku sudah terlanjur menikmati sajian penampilan dari desa budaya lain. Banyak sajian tari yang menarik dan aku belum pernah lihat. Ada yang membawa alat musik langsung dan penari juga memainkan alat musik ketika menari. Ada sajian tari yang menggunakan pola lantai yang rumit.
Kemudian kami kirab lagi dan menuju pintu keberangkatan. Di sini Desa Budaya yang belum tampil di pintu kedatangan akan tampil. Aku mengambil beberapa foto dari tempatku duduk. Walaupun di pojok aku tetap dapat menikmati sajian tari yang dipersembahkan oleh desa budaya lain. Tentunya ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagiku.