Manunggal Bayu

Dance, Performances

Bedhaya Harjuna Wijaya

POV-ku nonton pertunjukan Bedhaya Harjuna Wijaya

Pada Minggu, 28 Januari 2024 telah dilaksanakan pertunjukan tari Bedhaya Harjuna Wijaya. Persembahan tari ini merupakan penutupan Pameran Lenggahing Harjuno. Sebenarnya tidak hanya Bedhaya Harjuna Wijaya saja yang ditampilkan, hari Jumat dan Sabtu kemarin (26 & 27 Januari 2024) juga ada pertunjukan tari bedhaya. Yah namun karena memang waktunya tidak ketemu jadi ya cuma bisa nonton pas hari Minggunya. Padahal tiketnya cuma 10.000 rupiah. Bener-bener murah sih, ditambah ngga ribet sama sekali untuk pembeliannya. Aku beli secara online dan bisa juga beli on the spot. Nanti kita mendapat gelang (tanda masuk), brosur penjelasan terkait tari bedhaya yang malam itu dipentaskan, dan dapat semacam pouch plastik serut gitu. Kayaknya bisa dipake buat wadah slippers gitu deh.

Sekilas Info

Seperti yang aku katakan sebelumnya, kita mendapatkan brosur yang berisi terkait penjelasan tari bedhaya yang akan dipentaskan. Tentunya aku mendapatkan brosur penjelasan terkait Bedhaya Harjuna Wijaya. Brosur ini sangat-sangat membantu banget untuk memahami “isi” dari tari bedhaya harjuna wijaya. Penjelasannya pun menggunakan bahasa indonesia, sehingga untuk penikmat seni yang tidak bisa berbahasa jawa dapat memahami brosur penjelasan dengan baik. Unfortunately, this brochure isn’t explained in English, but it’s okay. By the way, untuk temen-temen yang penasaran dengan penjelasan tari Bedhaya Harjuna Wijaya ini, check this out

Sinopsis
Paraga
Video
Sinopsis
Sinopsis
Paraga
Video

Bedhaya Harjuna Wijaya merupakan bedhaya Yasan Dalem (ciptaan) Sri Sultan Hamengku Bawana ka 10 yang dipentaskan sekitar tahun 2010. Bedhaya Harjuna Wijaya menceritakan tentang tokoh Harjuna yang menurut anggapan Ngarsa Dalem bukanlah tokoh yang sering berganti pasangan, melainkankesatria sejati yang berjuluk lananging jagad. Arjuna adalah wujud nyata manusia yang sudah menuju tataran sempurna yang bertugas “memayu hayuning bawana”, kesatria yang waskitha (mengetahui kejadian yang belum terjadi) hingga pantas menjadi teladan bagi para satria dan manusia biasa

Harjuna adalah sejatining satriya, contoh manusia yang sempurna yang dalam menjalani kehidupannya dengan mengedepankan tiga hal. Tirta Martani: sumber air kehidupan manusia “banyu panguripan” menjadi inti daya air yang berada di tubuh manusia. Tirta Kamandanu: Banyu wiji, tempat awal mula bertemunya sperma dan indung telur. Terakhir, Tirta Perwitasari: dengan menyatunya Tirta Martani dan Tirta Kamandanu di dalam tubuh manusia akan menumbuhkan kekuatan, cahaya wibawa terpancar.

Salah satu makna yang ingin diungkap dalam Bedhaya Harjuna Wijaya adalah manusia harus selalu ingat, tahu, dan mengkaji setiap peristiwa (kenyataan) maka manusia dapat menjadi “minyak wewadosing jagad” (terang bagi dunia). Hal ini selaras dengan 9 penari bedhaya yang melambangkan 9 lubang hawa dalam tubuh manusia, dimana kesembilan unsur ini yang memegang kendali kehidupan manusia dan penentu baik buruknya manusia.

Pesan yang ingin disampaikan melalui Bedhaya Harjuna Wijaya adalah manusia diharapkan mampu berserah diri, tawakal, dan selalu intropeksi diri dengan melakukan perenungan dan berdialog dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Bedhaya ini memandu kita dalam menentukan pilihan kebaikan atau keburukan, meredam hawa nafsu, harus rendah hati, jujur dalam ucapan dan tindakan. Menuju tataran manusia yang sempurna meski tak sesempurna tokoh Harjuna

Penari :

Nyi RL. Kusumorastrimatoyo

Nyi MB. Kurniamatoyo

Nyi MB. Sarimatoyo

Nyi MB. Nitya Nawangcitta

Nyi MJ. Rimongsarimatoyo

Mg. Shita Maharani Putri

Mg. Veronica Austine Hana Kasturi D

Mg. Ayu Wina Tirta

Mg. Amarra Primanda

Pangirit :

Nyi R. Riyo Rayungsari

Nyi R.Riyo Condroningrum

Nyi M.Riyo Pramudito

Nyi M.Riyo Wijayaningsih

How does it feel to watch it live?

Jujur, ini pertama kalinya aku menonton secara langsung tari bedhaya. Sebenarnya Kraton Yogyakarta sangat banyak mengadakan pementasan yang dibuka untuk umum. Ada banyak juga yang dapat ditonton secara GRATIS. Kalau ada berlibur ke Jogja emang wajib banget nonton pertunjukan sih. Salah satu pertunjukan yang rutin diadakan saat weekend ya di Kraton Yogyakarta. Kalian bisa lihat informasinya di instagram @kratonjogja & @kratonjogja.event. Tapi bagi yang gabisa nonton, bisa nonton melalui kanal youtube Kraton Jogja.

Pada malam itu, aku menonton bareng sama temen sanggar. Ketika sampai di lokasi, ternyata ketemu beberapa temen yang lain, temen SMA, temen kuliah, temen proses. Btw aku sering banget ketemu temen pas aku di mall atau ke beberapa tempat umum di jogja. Bener-bener ngerasa kalo Jogja itu kecil. Oke lanjut cerita lagi, para penonton mayoritas duduk lesehan. Tapi tetap disediakan kursi di bagian belakang. aku memilih untuk duduk lesehan. Sayangnya aku agak jauh dari panggung. Karena aku dateng hampir close gate gitu. Saranku, kalian dateng awal aja. Kalau mepet waktu sholat ya mending sholatnya di masjid area dekat Kraton. Walaupun aku agak jauh dari panggung, untungnya disediakan layar proyektor di sisi kanan dan kiri panggung.

Selama menonton pementasan, aku merasa lebih dapat “feel” dari tarian tersebut. Sebelumnya ketika menonton pementasan secara online atau lewat video, “feel” atau rasa dalam tari kurang mengena (menurutku sih). Mungkin karena memang suasananya, aroma bunga melatinya, bahkan iringan gamelan yang ditabuh secara langsung di depan mata bener-bener membuat pementasan tari ini menjadi lebih berkesan. Aku sangat-sangat merekomendasikan untuk temen-temen dapat menonton pementasan secara langsung.

Oh iya, malam itu hujan disertai petir dan itu terjadi ketika tarian hampir selesai. Bulu kasuari pada aksesoris kepala penari pun berkibar karena angin. Hal yang menarik yang terjadi adalah beberapa kali kita melihat tarian dengan background cahaya kilatan petir yang menyambar di daerah lain. Untungnya pementasan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Barulah setelah itu hujan deras di area Kraton, sehingga membuat beberapa penonton lebih memilih untuk stay dan berteduh sembari menunggu hujan reda. Nahh selama menunggu hujan reda ini, aku bertemu dengan beberapa temanku. Yahh kalau ngga ada event kayak gini juga pasti jarang ketemu.

Malam itu, Iringan gamelan dapat didengarkan secara langsung, melihat bagaimana pengirit melakukan tugasnya ketika para penari sedang menari, bertemu dengan temen-temen penikmat seni yang lain, dan tentu saja para penari hebat yang sangat khusyu menarikan setiap ragam gerak dalam tari Bedhaya Harjuna Wijaya yang berdurasi sekitar 45 menit. Pada intinya, pementasan tari Bedhaya Harjuna Wijaya malam itu sangat berkesan buatku.

Gallery

Category :
Dance, Performances
Share :
Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bayu

Sedang belajar menulis…

Subscribe and follow
Popular Post